Bagaimana Menemukan Ide Menulis

September 30, 2019

Haloo ...
Apa kabar emak dumay hari ini? Semoga gak ada yang terkena sindrom i hate monday, ya...

Saya mau cerita dikit, mak, seputar bagaimana saya memperoleh ide dalam menulis. Kok tiba-tiba hari ini ingin berbagi tema ini sih? Jawabannya, karena kemaren-kemaren sempet ada yang nanya, dapet ide nulis dari mana aja? Mengingat beberapa tulisan saya menurut mereka sangat kontras antara satu dengan lainnya. Bisa non fiksi, fiksi, bahkan ke cerita fabel anak atau komik.

Tulisan atau karya saya baik di blog maupun dalam bentuk buku sebenarnya belum banyak mak.  Harap maklum sebab memang belum lama terjaga dari tidur panjang.

Perjalanan saya kembali aktif di dunia literasi dimulai sejak awal 2017.  Di penghujung 2018 meluncurkan buku kumpulan cerpen bertajuk "Andai Dosa berbau", diteruskan dengan mulai menjajal kelas komik. Kenapa saya tertarik dengan komik? sebab selain menulis saya juga suka menggambar.  Kesibukan as a writer belakangan terus bertambah dengan sesekali menulis artikel di selow.co sembari ikut kelas menulis cerita fabel anak di sebuah komunitas literasi dan membangun sebuah blog dengan nama diri.

Kedengerannya mumet ya? Gak juga kok ... mungkin karena saya menjalaninya dengan hati yang riang gembira.  Sudah hobi sih, mak. Hehehe.

Nah sekaligus menjawab pertanyaan di awal tadi, sebenarnya bagaimana tips ala saya menggali ide dalam menulis?

1. Kisah yang dialami diri sendiri maupun curhatan orang lain

Kerap terinspirasi dari kisah sendiri dan menyisipkannya ke dalam tulisan sih kayaknya bukan saya aja yang melakukan, dan itu sah-sah saja dilakukan.

Beberapa cerpen di buku perdana saya "Andai Dosa Berbau" alurnya sedikit banyak adalah penggalan kejadian yang pernah dialami baik diri sendiri ataupun orang terdekat.  Penasaran? hayuk diintip daftar isi buku saya di sana ada cerita berjudul "Jalan Hidayah 101,5 FM" yang terinspirasi dari keseharian saya saat menjadi penyiar sebuah radio. Sementara cerpen berjudu "Move On", itu penggalan kisah yang dialami oleh sahabat dekat saya yang pernah curhat masalahnya.

2.  Membaca

Membaca buku bagi saya bukan hanya membantu memperkaya khasanah pemikiran, namun tak jarang terbersit ide yang sama dengan penambahan sudut pandang lain.  Saya nggak pernah khawatir dianggap plagiat kalau meniru hanya sebatas ide.  Bukankah tema rumah tangga, remaja, parenting dari masa ke masa atau tahun ke tahun selalu berputar dalam topik yang sama?  asalkan tata bahasa gaya penuturan tidak sama persis apalagi jika disisipkan pemikiran atau sudut pandang lain akan membuat tulisan jadi berbeda dan lebih istimewa.



3.  Jalan-jalan dan melihat sekitar

Langkah ini sih saya lakukan apabila kehabisan ide menulis.  Menutup laptop dan meninggalkan tulisan yang mentok, lalu menghirup udara segar dan melihat sekitar terkadang memunculkan ide baru yang melintas.  Intinya yang dibutuhkan adalah rileksasi dan  mempertajam insting menulis dengan memperhatikan sekeliling.

Baca :Oneday Road to Singapore

4.  Menonton TV atau mendengarkan musik


Nonton TV dan mendengarkan musik sesekali membantu saya memunculkan ide menulis.  Misalkan ketika menonton film, ketika alur ceritanya tidak sesuai keinginan diri sebagai penikmat seni lalu timbul pertanyaan, BAGAIMANA JIKA ... (tokoh utamanya begini ..., atau alurnya seharusnya begitu?).  Nah, ketika berkhayal terkait cerita yang dilihat tadi biasanya muncul ide untuk membuat cerita baru dengan versi berbeda.

Begitupun dengan mendengarkan musik, syair di dalamnya terkadang menginspirasi untuk menulis cerita semacam kisah fiksi.  Sttt ... did you know? banyak juga lho penulis  yang menulis sebuah novel atau cerpen sebab terinspirasi dari lagu yang memiliki kesan mendalam dalam hidupnya.

5.  Kegiatan/event positif yang diikuti


Kalau acaranya off line sih biasanya tulisan yang dibuat lebih ke arah review acara atau produk untuk kemudian ditulis di blog atau medsos pribadi.  Hampir setiap kota atau provinsi biasanya punya agenda rutin menggelar festival budaya, seminar-seminar maupun workshop dalam bidang tertentu. Tulisan berbau laporan kegiatan itu tidak hanya memberikan informasi bagi pembaca yang membutuhkan, namun juga memperluas wawasan diri.


Baca :7 Alasan Kembali Nge-blog

Belakangan event tantangan atau challenges menulis juga sangat marak di medsos terutama IG dan FB.  Memberanikan bergabung dan menerima tantangan menulis sesuai ketentuan sesekali saya coba ikuti guna memacu diri untuk terus berkarya, sekaligus menambah kenalan baru sesama penulis. Ikut challenge semacam ini secara otomatis memaksa diri untuk berpikir kreatif dan disiplin dalam menulis.

6. Diskusi dengan penulis lain

Membuka obrolan dengan teman sesama penulis biasanya menghasilkan diskusi yang nyambung dan memberikan ide segar.  Bagi saya nggak harus selalu keluar uang dengan kopi darat atau kongkow-kongkow ngopi di cafe, lewat inbox messages atau WAG pun kadang efektif memunculkan ide briliant dalam penulisan.

Ngobrol bareng anggota Komunitas Bisa Menulis ; dok pribadi

Nongkrong bareng temen tapis blogger di sebuah launching buku

Ngumpul dengan para sahabat penulis

7. Memperhatikan tren yang terjadi di masyarakat

Trending topik yang terjadi di masyarakat bisa melahirkan ide untuk dituangkan lewat tulisan. Jangan sampai kudet mengikuti dan memperhatikan fenomena yang menjadi topik hangat negeri. Di sini yang sangat dibutuhkan adalah nakuri dan menajamkan sense of writing.  Bukankah salah satu tugas kepenulisan adalah memberi informasi yang benar dalam rangka meluruskan opini.  Nah, beberapa tulisan saya yang di muat di media selow.co didapat dari trending topik yang masih hangat terjadi. Misalnya beberapa waktu lalu soal isu PPDB dan taspen otentikasi hingga tiket tuslah hari raya yang selangit.

Baca : Arsip selow.co

Nah itu tadi beberapa hal yang sangat membantu saya untuk menggali ide dalam menulis.  Mungkin emak-emak penulis lain yang lebih banyak pengalaman bisa menambahkan? Monggo senang banget jika bisa berbagi di sini ...

#day27
#odop
#estrilookcommunity



No comments:

Powered by Blogger.