Cerdas Bermedsos dan Nge-blog dengan Literasi Digital Yang Sehat




Sehari-hari berkecimpung di Dunia Digital, baik medsos, maupun blog, merupakan tantangan besar menggunakannya secara bijak, produktif dan tanpa mengganggu kesehatan fisik dan mental diri. Sebab, sudah menjadi rahasia umum, media digital bagaikan dua sisi mata uang. Bisa memberikan dampak positif, namun di sisi lain bisa berpengaruh negatif pada individu.

Nah sebagai ibu rumah tangga yang aktif bermedsos, saya merasa diri cukup rentan beresiko menjadi korban percaya berita hoaxs, bahkan ikut menyebarluaskannya. Perlu kecerdasan menelaah dan emosional yang baik untuk mencerna berbagai informasi yang diterima dari dunia digital.  Besides, proteksi data diri (privacy) sangat penting di ruang digital untuk mencegah berbagai potensi tindak kejahatan yang belakangan mulai marak akibat interaksi di dunia maya yang kebablasan. 

Masalahnya, apa yang saya bisa lakukan untuk menjadi lebih cerdas literasi di dunia digital khususnya ketika menulis di blog/medsos? Juga agar tidak sembarang menyebarluaskan berita yang belum tentu teruji kebenarannya?

Dua minggu lalu kalau tidak salah, saya membaca informasi di group whatapps Tapis Blogger, seputar adanya Workshop Literasi Digital bertajuk Hoax Busting & Literacy Privacy Melalui Blog yang akan di gelar Kamis, 27 Oktober 2022, Pukul 09.00 s.d selesai di Aula ITBA-DCC.

Melihat pembicaranya yang keren-keren, ini sih acara yang haram untuk dilewatkan!



Pukul 08.30 Kamis pagi, saya menyalakan kendaraan dalam keadaan di luar hujan lebat. Rada-ketar ketir sebenarnya, mau jalan atau tidak ya? melihat kondisi cuaca hari itu yang kurang bersahabat. Akan tetapi, karena sudah terlanjur janji dengan para sahabat blogger lainnya yakni Mbak Fitri Restiana, Ophie, Dewi Triesna di gedung DCC, maka saya pun akhirnya mantap melaju menuju titik lokasi janjian di ITBA DCC Jl. Cut Nyak Dien, Palapa, Bandar Lampung. Kalau soal belajar mah, semangat kami para emak-emak blogger jangan ditanya … hehehe

Tiba di lokasi, masih dengan hujan yang setia mengguyur kota. Setelah bertemu para sahabat sehati, kami pun masuk ke ruangan seminar di lantai 3 tepatnya di Aula Gedung. Sekalipun mundur 30 menit dari jadwal yang ditentukan, tepat pukul 09.30 WIB acara pun dimulai. Ruangan berkapasitas sekitar 50-an orang itu pun penuh diiisi oleh berbagai peserta dari kalangan mahasiswa, blogger dan profesi lainnya.

Moderator pun mulai memandu acara dengan membacakan susunan acara dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelahnya acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Wakil Direktur 1 Bidang Akademik DCC, Ibu Akni Widyastuti.

Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Tenaga Ahli Diskomifotik Provinsi Lampung, Bapak M. Attan Saputra mewakili Kadis KOMINFOTIK Provinsi Lampung, Bapak Ganjar Jationo, S.E, M. AP. Yang kebetulan tengah berhalangan hadir disebabkan ada agenda lain bersama Bapak Gubernur Lampung.

Bapak Attan tengah memberi sambutan mewakili kadis Kominfotik

Tibalah kami pada acara yang ditunggu-tunggu, yakni pemaparan topik dari narasumber yang berkompeten di bidangnya. Pembicara pertama mengusung tema yang cukup menarik, yakni seputar Hoax Busting dan Literacy Privacy. What a cool topic, I think. Dipaparkan oleh narasum keren, Aliy Hafiz, seorang Dosen Digital, instruktur TIK, yang sekaligus juga pendiri dari Jawara Internet Sehat.

Materi dimulai dengan membahas kata Hoax itu sendiri. Menurut Pak Hafiz, hoaxs di definisikan sebagai tipuan dan kebohongan yang menyamar sebagai kebenaran. Nah, sulitnya berita hoaxs itu memang sepintas serupa dengan kebenaran. Sehingga orang terkadang susah membedakan apakah itu berita bohong atau bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Luar biasanya, berdasarkan data, hoaks peringkat tertinggi di Indonesia periode Agustus 2018-30 Juni 2022 menurut sumber dari kementrian komimfo, jelas Pak Hafiz, diduduki oleh Bidang Kesehatan yakni sebanyak 2.136 berita, Pemerintahan 1.920 berita, dan Penipuan dengan 1.337 berita.

Lalu, bagaimana seseorang bisa mengecek fakta apalah sebuah gambar itu real atau termasuk hoaxs? Caranya mudah yakni salah satunya dengan menggunakan web dengan mengetik lens.google atau images.google.com

Menariknya, sebagai pengguna dunia digital kita masih bisa berpartisipasi untuk ikut mewujudkan literasi digital sehat dengan mengadukan konten hoaks melalui web : aduankonten.id. Langkah-langkahnya dengan mengisi nama lengkap dan mengisi email pelapor.

Pak Aliy Hafiz, narasumber 1

Pemateri kedua adalah seorang penulis, blogger dan trainer yang tidak asing buat saya dan sudah tidak diragukan lagi kemampuannya he he ... Ia adalah salah satu Founder Tapis Blogger, komunitasnya para blogger keren di Lampung. Mbak Naqiyyah Syam. Presentasinya dimulai dengan menjelaskan apa itu profesi blogger, lalu bagaimana membuat blog bagi pemula, memberi tips-tips mencari ide tulisan di blog, sampai bocoran bagaimana menghasilkan uang dari blog.

Sempat mencatat, ide menulis di blog menurut Mbak Naqi bisa dimulai dari beberapa hal, yaitu:

1. Pengalaman pribadi

2. Lihat album foto

3. Jalan-jalan ke took buku

4. Diskusi dengan teman

5. Cek popular post blog orang lain

6. Berita lagi hits

7. resensi buku

Kalau saya sih jujur saja, lebih tertarik ketika pembahasan mulai masuk pada persiapan bagaimana menghasilkan uang dari blog. Maklum, emak-emak memang demennya ngebahas soal duit, eh! Nah apa saja sie jenis pekerjaan dalam Blog yang bisa menghasilkan uang? Mbak Naqi melanjutkan bertutur berdasarkan pengalamannya, blog bisa menghasilkan uang melalui berbagai job, di antaranya:

· Sponsor/job review

· Peluncuran produk

· Menyelenggarakan giveaway

· Kampanye elektabilitas tokoh

· Banner Ads

· Adsense

· Blogtour

Sebagai blogger yang belum lama bermain di blog berdomain, saya pribadi kebanyakan baru mencicipi manisnya cuan dari dunia blog pada point job sponsor dan peluncuran produk. Selebihnya masih pilah-pilih pekerjaan, maklum sebagai ibu rumah tangga terkadang kesibukan di dunia blogger masih dibatasi oleh tugas utama yakni urusan rumah tangga/keluarga.

Usai para narsum memaparkan materi, beberapa peserta antusias bertanya seputar topik hari ini di sesi Tanya jawab.

Tepat pukul 12.00 siang acara ditutup dan diakhiri dengan makan siang bersama antar para peserta dan pembicara.

Dari seminar hari ini kami, terutama saya banyak belajar lagi. Bahwa menelaah sebuah berita yang tengah trend diperlukan kematangan berpikir, cek dan ricek sumber informasi.

Namun jujur sepulang acara ini ada pertanyaan menggelitik yang tak sempat terlontar di acara tadi, yakni bagaimana andaikata si pembuat hoaxs itu sendiri datangnya dari pihak dalam pemerintahan? Apakah sebagai pengguna media digital rakyat bisa menggunakan haknya mengkritik dengan melaporkan penguasa?

Tabik…

Para emak blogger kece #dokpri






No comments:

Powered by Blogger.