PLN, Jangan Ada Dusta di Antara Kita

June 24, 2020
Hehe kayak judul lagu ya ...?! Tapi kok apa hubungannya saya dengan PLN? Yang jelas bukan hubungan romantis heu heu ...

Iya ... Ini saya lagi ngerumpiin Perusahaan Listrik Negara Alias PLN yang lagi rame ketiban cercaan warga negeri +62 atas kinerjanya yang dipertanyakan. (Tak terkecuali oleh saya Hehehe).

Ceritanya, pertengahan bulan memberanikan diri mengecek tagihan listrik untuk bulan juni.  Sebelumnya kepo akut sebab beberapa temen pasang status FB berisikan kemarahan pada instansi itu atas kenaikan tagihan yang signifikan di rumahnya.

Keruan saya kuatir juga mengalami masalah yang sama. Cara ngeceknya gimana? Saya mencoba layanan terbaru, PLN mobile dengan alasan wabah covid yang masih melanda negeri sehingga terasa lebih bijak jika menggunakan aplikasi di genggaman ketimbang jalan ke atm atau ke mini market terdekat hanya untuk mengetahui besaran tagihan terakhir yang belum dibayarkan.

Hasilnya ... WOW! Angka tagihan membengkak di nominal 764 ribu dari tagihan normal yang sekitaran 400-an ribu per bulan, kebetulan daya di rumah 900va. Emak mana yang gak galau menentukan sikap, mau langsung laporan tapi kok riskan selain karena wabah, bawaan orok rada alergi sama urusan birokrasi ... Trully, muales aja bulak balik antri dan duduk di kantor pelayanan pelanggan.

Ngebayanginnya aja udah bete. Hiks!

Maka saya pun memilih menggunakan kolom pengaduan yang disediakan di PLN Mobile.  Caranya cukup mengisi kolom keluhan jika sudah login sesuai ID pelanggan.




Pelaporan done.

Menunggu keluhan direspon terhitung dari pelaporan memang terlihat di layar HP step by stepnya.  Tapi kok?! tidak ada penjelasan detil mengenai sebab atau solusi kongkrit dari pihak terkait. 

Makin bingung. Apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Antara milih layanan telpon di  (0721) 123 atau cari info lain dari teman yang senasib barangkali lebih membantu.


Akhirnya, seorang teman yang mengalami kasus sama memberikan informasi kontak WA pelanggan PLN UPT wilayah Lampung.  Sesuai info, keluhan pelanggan dapat dilaporkan ke nomor tersebut tanpa harus datang ke kantor daerah di masa pandemi.  Rada lega, maybe ini lebih cepat di respon, walaupun logikanya buat apa meluncurkan aplikasi mobile kekinian jika gak memberikan kemudahan dan solusi praktis?!

Well sayangnya, dua hari WA terkirim lagi-lagi no respon.  Pesan tidak dibaca padahal centang dua alias delivered. Belakangan setelah dikonfirm, saya hanya bisa ngerutin kening karena menurut penjelasan ... ID pelanggan saya masuk UPT Tanjung Karang, bukan Way Halim.  Padahal jelas alamat saya berada di kecamatan Way Halim.  Jadi WA saya salah alamat. Hmm... OK. Kalaupun yes salah, kenapa gak ada respon? Minimal diarahkan, itukan tugas customer servis.




Singkat cerita, biar puas siang tadi, 24 Juni saya mendatangi kantor PLN langsung di jalan Diponegoro.  After mengantri panjang, memberikan struk pembayaran bulan MEI, bukti tagihan terakhir yang melonjak, serta foto stand meter di posisi terakhir.  Saya mendapat kejelasan "tidak ada kesalahan atas besaran tagihan tersebut." Masalahnya terletak pada tiga bulan masa pandemi petugas mencatatan meteran listrik tidak bertugas seperti biasa sehingga tiga bulan berjalan hanya estimasi alias main tebak-tebakan.



Sayangnya di bulan Juni, terjadi penyesuaian sesuai angka stand meter riil per tanggal tertentu, ternyata didapati perkiraan mereka meleset jauh sehingga saya punya "hutang" banyak atas kwh yang terpakai namun belum dibayarkan.  Dan semua kekurangan dengan sangat terpaksa harus diakumulasikan di bulan ini. (Setelah dihitung bersama sesuai dengan angka stand meter terakhir, dengan sangat berat hati ternyata memang begitulah semestinya).

Yo wis, sekalipun puas dengan jawabannya namun sebagai customer saya tetap mengajukan komplain atas kinerja yang gak profesional ini.  PLN mobile NO respon, WA layanan pelanggan pun sama. Apalagi setelah dapat penjelasan yang bermain tebak-tebak buah manggis.  Salah tebak ... saya yang nangis. Rasanya kok ya gimana gituuu.

Jujur sempat ditawari membayar dengan cara mencicil.  Tapi saya hanya bisa tertawa, toh tetap sama ... jatuhnya sebagai pelanggan cuma menumpuk hutang yang wajib dibayarkan di bulan-bulan berikutnya.  No discount.  Maaf aja ego-nya emak bicara, i'll paid it cash.  Tapi adakah jaminan kinerja di instansi itu akan lebih baik ke depan? Nyatanya sih sejauh tadi hanya permintaan maaf dan janji ke depan memperbaiki pelayanan.  Realisasi wallahualam.

Lalu bagaimana dengan mereka yang bisa melonjak hingga jutaan rupiah? Apakah jawabannya sama? Monggo diikuti saja alur pelaporannya ... saya sih tulis ini hanya untuk memberikan gambaran saja, silahkan mau pakai step yang mana kalau mengalami masalah dengan tagihan, komplain pelayanan, dsb.

Menurut info yang saya dapat tadi, sebenarnya semua cara saya akan ditanggapi, hanya saja perbedaannya terletak pada waktu respon masing-masing UPT ... uhuuuk!

No comments:

Powered by Blogger.