Beberapa Pertanyaan Umum Seputar Fiqih Shalat

September 02, 2019


Seorang mukmin sejatinya sejak masa kanak-kanak sudah mengenal shalat dan tata caranya.  Tentu saja, karena shalat merupakan tiang agama sekaligus bagian dari rukun islam kedua yang hukumnya wajib.

Pentingnya kedudukan ibadah shalat sehingga dikatakan sebagai pembeda orang yang beriman dengan yang kafir. Bahkan Rasulullah bersabda shalat merupakan amalan pertama seorang mukmin yang dihisab di hari kiamat (HR Tirmidzi no.413)

Dari Jabir r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:


“Batas antara kufur dengan seseorang adalah shalat.” (Muslim, Abu Daud, At Tirmidziy, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Namun sayangnya fiqih seputar shalat terkadang tidak dipahami secara mendetil, sehingga shalat terkadang ditunaikan berdasarkan 'kebiasaan' tanpa ilmu.  Padahal, di dalam islam itu sendiri shalat termasuk  ke dalam contoh ibadah maghdoh yakni ibadah yang memiliki tuntunan atau aturan yang jelas.

Dari kajian rutin seputar fiqih yang di selenggarakan oleh para pegiat ummahat masjid Ad-Dua Wayhalim Bandar Lampung, Senin 2 September 2019 yang menghadirkan narasumber tetap ustadz Faiz Ibrahim, banyak pertanyaan yang diajukan para penuntut ilmu seputar tata cara shalat usai materi.

Berikut saya tuliskan intisarinya sekaligus jawaban lugas yang diberikan sang ustadz terhadap para penanya.

1.  Niat sebaiknya dilafadzkan dalam hati

2.  Takbiratul ikhram dilakukan dengan menghadapkan kedua tangan ke depan (searah kabah) bukan dengan menangkup kedua tangan menghadap telinga.



3. Ketika tangan bersedekap Rasulullah mencontohkan posisi tangan di dada, bukan di perut atau pinggang.



4.  Ketika shalat berjamaah, ketika imam membaca surat al-fatihah maka makmum wajib mendengarkan.  Ketika makmum membaca "Aamiin" maka dilanjutkan denganbaca surat al fatihah. Surat al-fatihah termasuk ke dalam rukun shalat dan wajib dilafadzkan ketika shalat.  Setelahnya baru membaca surat pendek. Tidak harua sama dengan imam.

5. Sutrah hendaknya dipasang bagi seseorang yang shalat sendiri, sedangkan shalat berjamaah sutrah atau pembatas tidak perlu dipasang karena area di depan imam biasanya dibatasi oleh tembok.

6. Rasulullah mendahulukan kedua tangannya saat turun sujud.  Ketika sujud posisi ada 7 anggota tubuh yang menempel pada lantai.  Siku dan dengkul tidak berdekatan, dan lekuk tangan memungkinkan ketiak tidak tertutup rapat. Apabila shalat berjamaah lebar tangan disesuaikan, namun siku tetap tidak menempel pada lantai.





7.  Sebelum salam hendaknya membaca doa perlindungan dajjal.  Adapun doanya sbb:



8.  Jika wanita mengikuti shalat jumat, maka shalatnya sah dan ia tidak perlu lagi mengerjakan shalat dzuhur.

9.  Jangan berdoa menggunakan bahasa indonesia di saat shalat. Doa tetap bisa dipanjatkan setelah salam.

10.  Penggunaan kata "sayyidina" saat duduk tasyahud awal dan akhir tidak pernah dicontohkan oleh nabi dan para sahabatnya.

11. Posisi telunjuk yang digerakkan ketika isyarah pada tasyahud boleh saja dilakukan.   Berdasarkan hadist dari Wail bin Hujr berkata “Kemudian beliau mengenggam dua jarinya dan membentuk lingkaran, kemudian mengangkat tangannya. Aku melihat beliau menggerakkan jarinya itu dan berdoa”
(HR Ahmad, An-Nasai, Abu Daud dan hadits ini oleh ulama hadits dianggap shahih)

12.  Tidak ada tuntunan maupun hadist yang menyebutkan seorang muslim harus mengganti shalat wajib yang pernah terlalaikan semasa hidup. Shalat taubat lebih dianjurkan sebagai permohonan ampun sekaligus pengingat dosa akan kewajiban yang terlewati.


Demikian intisari ilmu yang saya serap hari ini, sengaja tidak saya tuliskan kembali secara detil langkah-langkah shalat secara runut sejak permulaan niat sampai salam dengan asumsi para mukmin sudah paham bacaan dan cara melakukannya.

Semoga bermanfaat ....😘😘

*Gambar : sumber google

#odop
#estrilookcommunity
#day2

2 comments:

Powered by Blogger.