Mencari Amalan Terbaik

January 28, 2020


Idealnya seorang manusia terlahir ke dunia mengemban amanah tauhid, dan mati dalam keadaan husnul khatimah. Namun sayangnya dalam perjalanan kehidupan, manusia kerap mengabaikan essensi kehidupan, proses penciptaan dan tujuan ia dilahirkan.

Dalam al-quran jelas memuat berbagai peringatan, bahwa dunia diciptakan hanya sebagai ladang ujian demi kehidupan abadi yakni negeri akherat.  Jadi jelas, dunia bukan tempat terakhir, melainkan hanyalah persinggahan sementara.

Dikisahkan sebuah perandaian ada seorang pemuda yang terlahir dari keluarga yang cinta quran, besar di lingkungan pondok, mengenyam pendidikan di Jazirah Arab, namun pada akhirnya mengambil doktoral di negara Liberal, lalu berganti pemikiran dan mati dalam keadaan kafir.

Sementara, anak manusia yang lahir dari hubungan haram, besar di lingkungan yang rusak, berprofesi sebagai penjahat, namun ketika dipenjara mendapatkan hidayah, hampir seluruh sisa waktunya digunakan untuk beramal sholih kemudian mati dalam keadaan husnul khatimah. Siapa yang menyangka?

Untuk mencapai keabadian di syurgaNya Allah dipenuhi jalan berliku, kerikil tajam dan ketidakpastian.  Oleh karena itu kita sebagai ummat islam memerlukam amalan-amalan khusus sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.

Konon, terompah bilal terdengar hingga ke syurga. Apa amalan beliau? Ternyata ia selalu menjaga hadast dan bersuci.  Ketika ada yang membatalkan wudhunya, Bilal kemudian shalat sunnah 2 rakaat.

Khalid bin Walid, masuk syurga karena keberaniannya menegakkan agama Allah.

Ustman bin Affan dan Abdurahman bin Auf dikisahkan kelak akan menjemput syurganya Allah melalui amalan sedekah dan harta yang dipergunakan di jalan Allah.

Masih banyak kisah-kisah lainnya yang menginspirasi.

Amal andalan setiap diri merupakan jalan pintas dan cara strategis  untuk meraih rahmat dan ridho Allah. Allah memberi peluang amal kepada setiap manusia tetapi tidak setiap orang menyadarinya. Sekalipun manusia hidup dalam kesulitan, boleh jadi itu merupakan jalan dan peluang beramal shalih.

Manusia dipanggil dari pintu-pintu amal yg dipilih dan diusahakannya. Bisa melalui pintu shalat, puasa, sedekah, tilawah, dzikir, dsb.
 Setiap kita memiliki amalan sesuai dgn kecenderungan dan kemampuan kita. Karena sesungguhnya Allah membagi pintu peluang amal sebagaimana Allah membagi rezeki untuk semua manusia.
Bilal tentu takkan mampu memiliki amalan sedekah layaknya Ustman ataupun Abdurahman bin Auf.  Sedangkan Ustman sendiri sebagai saudagar yang sibuk berniaga tentu tak bisa sepanjang waktu menjaga wudhu layaknya Bilal yang memang nyaris 24 jam tinggal di masjid.   Oleh sebab itu, setiap manusia hendaknya menggali potensi diri untuk meraih peluang amal tanpa harus memaksakan sesuatu diluar kemampuan, sebab kapasitas orang tidaklah sama.

Dikisahkan Imam Malik pernah berkata kepada seseorang yang mengomentari kesibukannya yang melulu berdakwah dan menulis,  "Biarkan aku beribadah sesuai dgn kemampuanku dan silahkan engkau beribadah sebagaimana yg engkau mampu."

Jika telah menemukan jalan yang diyakini mampu mendekatkan diri pada Allah.  Jangan merendahkan dan meremeh amalan orang lain, karena amalan andalan setiap orang berbeda-beda.

Surga itu misterius, manusia tidak tahu amalan mana yg mengantarkannya masuk atas ijin Allah. Terkadang seseorang meraih jannah karena amalan yang dianggap sepele namun besar dihadapan Allah.  Lihatlah kembali kisah pemuda yang membunuh 99 nyawa.  Dalam perjalanan hijrahnya meninggalkan kampung yang dipenuhi oleh dosanya ia meninggal dunia. Lalu kedua malaikat memperebutkan ruhnya.  Ternyata, malaikat rahmat yang akhirnya memenangkan perdebatan itu, sebab jarak sang pemuda dengan tujuan kebaikan lebih pendek dibandingkan kota asalnya.

Lalu kisah sang pelacur yang mendapat maghfiroh sebab memberi minum anjing yang kehausan.

Subhanallah. Lalu bagaimana dengan diri?

Emak-emak jangan khawatir, salah satu amalan yang bisa dikerjakan adalah berhikmat sebaik-baiknya pada suami, sebab rumah tangga adalah salah satu ibadah terlama. Suami adalah pintu pengantar amalan yang dapat menjadi amalan andalan bagi setiap istri.

Detilnya bagaimana? Sudah banyak contoh keteladanan para istri dikisahkan baik dalam shiroh, taujih singkat maupun buku-buku.  Kuncinya hanyalah iqro!

Semoga kita semua bisa istiqomah dan bersabar dalam beramal sekalipun kecil.

Wallahualam bi showab

😙😙😙

Diintisarikan dari kajian senin
 " Menjaga istiqomah diakhir jaman"
(Ust. Abu Fatiah Al-Adnani)

#OPEy2020day28
#OPEy2020bersamarevowriter
#kompaknulis
#dakwahuntukislam
#sukabumiberkarya

No comments:

Powered by Blogger.