Ghirah Mengemban Dakwah Karena Lillah

Ketika pindah domisili, muncul sedikit kekhawatiran dalam diri akan kehilangan rutinitas penyeimbang jiwa yakni berada dalam barisan dakwah.  Sekalipun belum layak dibilang pendakwah, sebab kontribusi saya selama ini hanyalah sebatas penyemarak acara alias seksi sibuk atau seksi support/penggembira hehehe ...


Allah jelas gak butuh penolong untuk menegakkan syariatNya, sebab Dia maha tinggi dan gagah perkasa. Seandainya Allah berkehendak, akan mudah membuat seluruh penduduk bumi seketika memeluk islam. Namun sebagai mukmin sekaligus khalifah di muka bumi justru di sanalah letak ujiannya, yakni agar kita berikhtiar menolong agama Allah. Harapannya agar Allah juga menolong kita sebab itu sudah menjadi jaminan/janjinya. *Entah menggantinya dengan kemudahan hidup, rezeki, berkah kesehatan dan lain-lain. Ih ... kok pamrih dengan Allah? Well, saya pikir gak masalah sie.  Bukankah tingkatan keimanan manusia itu berbeda-beda? Anggap saja saya masih dalam tahapan terbawah, jika ridho Allah masih jauh ... Setidaknya dengan berada di barisan dakwah semoga Allah menolong saya dalam setiap kesukaran hidup dan mengampuni dosa-dosa terdahulu maupun yang akan datang. Aamiin.


Oya, pernah sangat tersentil dengan potongan video wawancara seorang ustadz muda ternama yang mengatakan, "Kewajiban berdakwah itu akan terus menyertai hidup seorang mukmin, tidak harus berada dalam harokah mana pun. Perkumpulan, pengajian, halqoh, apapun itu hanyalah sarana yang membuat leluasa gerakan dakwah, namun tanpa embel-embel itu pun dakwah tetap bisa berjalan, sekalipun hanya menyampaikan satu ayat."


Hijrah Kembali Ke Depok


Akhir Juni lalu, saya sepakat kembali ke kota Depok setelah sekian lama LDR Depok-Lampung dengan suami.  Sempat terbersit rasa khawatir, akankah saya bisa terus aktif sebagaimana ghirah di kota sebelumnya.


Setelah dua minggu penyesuaian, Alhamdulillah kembali menemukan barisan yang se-visi di kota ini. Dan MashaAllah, ternyata kesamaan tujuan yang terbingkai dalam syariat islam memudahkan segalanya. Tanpa canggung, langsung ambil bagian dalam team dakwah wilayah Cipayung.


Akhir Agustus lalu, pertamakalinya bertugas di acara kajian rutin bulanan untuk remaja. Saya kebagian sebagai seksi acara.  Tugasnya memastikan acara berjalan sesuai rundown, juga seluruh seksi/koordinator telah bertugas dengan semestinya.  


Wajah baru, sama sekali gak menjadi sandungan.  Kesamaan akidah, tsaqofah dan toriqoh menjadi pengikat individu-individu sekalipun sebelumnya belum pernah dipertemukan. Ibarat HP langsung terkoneksi tanpa roaming or nge-lag. Kok bisa? Yuk ngaji biar kamu lebih paham🤭



Pengajian remaja yang diselenggarakan di Mushola Maulaniyah, Bojong Terong itu dihadiri sekitar 60an remaja dari berbagai sekolah di sekitaran Cipayung, Depok.  Acara dibuka tepat pukul 08.00 oleh Ibu Maya selaku MC dan selesai menjelang azan zuhur.  Materi 1 disampaikan oleh ustadzah Weny, memaparkan fakta dan realita yang dihadapi remaja di era kekinian, sedangkan pemateri 2 Ustadzah Herma menawarkan solusi untuk setiap permasalah yang dihadapi oleh remaja.


Acara kian semarak dengan adanya ice breaking dan sesi tanya jawab yang berbuah doorprice sebagai penyemangat para peserta.  


Pemateri 1, ustadzah Weny


Mengusung tema "Jangan mager, ayo jadi generasi pendobrak", Alhamdulillah berjalan lancar tiada kendala berarti. Laporan acara selengkapnya bisa baca di sini : Media Umat


Selaku bagian dari team, saya merasa ini sebuah permulaan yang baik.  Lingkungan yang baru sama sekali tidak membuat canggung ketika bergabung di jamaah. Begitulah sesuatu yang dilandaskan syariat, memberikan ruh sebuah perjuangan ibarat motor penggerak yang akan melaju pada satu tujuan; Menegakkan syariat, melanjutkan perjuangan nabi menuju islam rahmatan lil alamin. 


Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memudahkan setiap urusan. 


Barakallahu fiikum.


Peserta dan Panitia berfoto di akhir acara, jazakunallah khairan katsir ... 









No comments:

Powered by Blogger.