Celah Syukur di Kala Hujan Menyapa

January 08, 2020

Hujan selalu membuat saya baper dan mengingat kilasan peristiwa yang terjadi saat bumi menangis. Bukan, bukan mengingat seseorang yang pernah singgah di hati... Hush! Malu dong, emak udah tua masih aja melow dengan romantisme picisan.

Belasan tahun silam, saat menjadi pengangguran--saya baru resign dari sebuah radio ternama di kota kelahiran--.  Suatu hari, diminta menebus resep obat buat ibunda tercinta. Ternyata, uang yang diberi kurang beberapa puluh ribu.  Sedihnya minta ampun sebab bokek berat, gak bisa menambahi.  Akhirnya mengambil solusi mengurangi salah satu item agar uangnya pas.  Sebenarnya bisa saja pulang dulu, minta tambahan uang ke emak.  Bagi pensiunan guru tanpa hutang apapun, uang segitu mungkin masih terjangkau.  Sayangnya, hujan lebat mengguyur kota.  Terpaksa saya pulang membawa obat seadanya.  Ingat betul kala itu air mata membaur dengan derasnya hujan--sambil naik motor-- dalam hati berdoa memohon jalan rezeki berlimpah agar tidak terus-terusan membebani orangtua.  Wait, Kenapa gak neduh aja sie mak malah nerobos hujan? Entahlah. Mungkin saya pluviophile. Orang yang sangat menyukai hujan. Ah lebay. 😂

2009-2013 Waktu itu pertamakali hidup berjauhan dari orang tua sebab mendampingi suami bertugas. Kami tinggal di sebuah kontrakan di gang sempit di daerah Jakarta Timur.  Anak-anak masih balita.  Kala musim penghujan tiba, keseringan disergap hujan saat bermotoran mengantar barang ke ekspedisi.  Dulu masih merintis usaha online. Makin ngenes tatkala banjir melanda ibukota tak terkecuali tempat tinggal saya.  Karena suami kebanyakan bertugas ke luar kota, jadilah emak-emak dengan dua bocah ini rempong berjibaku dengan air yang bercampur lumpur tatkala banjir reda.  Anak-anak di mana kalau saya sibuk beberes? Tertawa bahagia di dalam box bayi. Heu heu! Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

Pindah ke Depok di pertengahan 2013, hujan tak lagi meninggalkan kecemasan.  Meski dekat dengan Bogor, bisa dibilang saya dan anak-anak dapat tidur dengan lelapnya saat hujan turun dengan deras.  Sesekali kebasahan saat naik motor masih kerap dialami... Namun kehidupan sudah jauh membaik sebab rumah yang ditempati berada di posisi yang inshaAllah bebas banjir.

2014-2017 pindah ke Batam.  Sebuah kota kecil yang letaknya di Kepulauan Riau, dan dikelilingi laut dan selat (Malaka, Singapura, Karimata).  Di sini tiap musim penghujan kami tak perlu khawatir karena diamanahi rumah dan mobil dinas. Masalahnya hanyalah kami harus siap-siap mencari jalan alternatif jika terjebak hujan lebat di jalanan. Di Batam, banyak sekali titik jalan utama justru tergenang air dengan kedalaman hingga satu meter di saat hujan turun lebat.  Bahkan ini kerap terjadi di depan komplek perumahan yang kami tinggali. Penyebabnya sangat kompleks, mungkin di antaranya pembangunan yang ugal-ugalan seputar wilayah industri, proyek infrastruktur yang tak diiringi oleh drainase memadai, letak geografis yang nyaris sejajar pantai, juga perilaku masyarakat yang belum sadar kebersihan kerap buang sampah ke selokan.


Salah satu peristiwa tak terlupakan yaitu saat menyaksikan langsung salah satu mobil di depan kami yang nekat menerjang air, lalu tiba-tiba mesinnya mati di tengah jalan.  Otomatis mobil dan pengendaranya terjebak di tengah arus deras. Ketinggian air nyaris sepinggang. Ngeri melihatnya dari kejauhan.  Untungnya sang sopir masih bisa segera keluar menyelamatkan diri dengan wajah pucat dan tubuh menggigil. --Warning untuk diri, agar lebih berhati-hati berkendara terutama ketika jalanan tergenang air--.

Pertengahan 2017-- sekarang, kembali menetap di kota kelahiran.  Kali ini tak henti mengucap syukur sebab kala hujan kami selalu berada di tempat yang nyaman, entah itu di dalam rumah maupun perjalanan.  Rumah yang ditempati sekarang pemberian orangtua.  Sedangkan mobil statusnya dipinjami abang yang kebetulan bertugas di Kalimantan.  Tak masalah buat saya, bukankah hakekat rezeki adalah sesuatu yang kita pakai atau dimanfaatkan? Tidak harus mutlak diperoleh sebab membeli.

Sering dibuat termenung kala hujan lebat mengguyur dan saya melintasi para awak driver ojek online atau pedagang kaki lima yang berteduh di bawah fly over di seputaran kota Bandar Lampung.  Kalau sudah begini, jadi malu sendiri karena telah menjadi pribadi yang kebanyakan mengeluh dan berprasangka buruk pada Allah atas doa-doa yang belum terkabulkan.

Alhamdulillah atas tubuh dan anak-anak yang  sehat...

Alhamdulillah untuk rezeki yang halal
Alhamdulillah atas kesempatan merawat orang tua meski terpaksa tinggal berjauhan dengan suami

Alhamdulillah dikasih pasangan hidup yang pengertian dan bertanggung jawab

Alhamdulillah masih bisa jalan-jalan makan dan tidur dengan perut kenyang walau cuaca kadang tak bersahabat.

Alhamdulillah dikelilingi para sahabat terbaik
Alhamdulillah masih diberi kesempatan dan kemampuan untuk bermanfaat ...

Alhamdulillah ala kulli hal,

Ah ... Hujan memang selalu menyisakan kenangan.  Semoga di balik rinainya senantiasa terselip syukur kepada Allah atas segala nikmat kehidupan.

Allahumma Shayiiban Nafi'a. (Ya Allah, jadikanlah hujan ini bermanfaat)
"Allahumakfini bi halalika an haromika. Waarghnini bifadlika amman siwak."(Ya Allah cukupkanlah kami dengan yang halal dan jauhkanlah kami dari yang haram.  Dan cukupkanlah aku dengan karuniaMu dari bergantung selain padaMu).
“Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura: 27).


#kompaknulis
#SukabumiBerkarya
#OPEy2010bersamarevowriter
#OPEy2020day8
#dakwahuntukislam
#persembahanuntukislam

8 comments:

  1. Semoga hujan yang datang merupakan hujan "surga", hujan berkah menyejukkan yang dinanti2, bukan hujan "neraka" yang membuat was2. Kunjungan perdana ke blog yang menarik ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Trimksh sudah berkunjung 😊😊

      Delete
  2. Masha Allah, terharu bacanya Mba, terimakasih banyak sudah menuliskan ini, bermakna banget buat saya, untuk selalu bisa bersyukur di segala keadaan.

    Hujan memang selalu membawa berkah, demikianpula rasa syukur :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. 😊😊😊 wah makasih sdh mampir mb Rey

      Delete
  3. Alhamdulillah jgn lupa bersyukur :)

    ditunggu kunjungan baliknya ya gan:
    https://www.logogratis.id

    ReplyDelete
  4. Beryukur lah, maka aku akan tambahkan nikmat..
    semakin besar bersyukur nanti kita semakin paham akan "aku" ini siapa. hehe

    ReplyDelete

Powered by Blogger.