Alasan STOP dari Dropshipper

October 01, 2019



Selama stay di Batam, ada satu pengalaman tak terlupakan yang cukup memberi warna dalam kehidupan saya,  yakni belajar berdagang. Hampir 4 tahun saya menggeluti terjun bisnis online dengan label toko "HafeeraOS" yang menjual produk tas batam dan pernak perniknya sebagai reseller tetap.  Sempat mengalami fase super lancar hingga menembus omset puluhan juta perbulan, sebab mampu menjual 50-100 pc tas per bulan, belum pernak pernik yang lain seperti sepatu, tali pinggang dan jam tangan.

Sayangnya, sejak 2017 memutuskan move ke Lampung, pelan-pelan akhirnya bisnis ini mulai goyang hingga akhirnya berhenti total.


"Jadi, sudah bener-bener gak jualan tas lagi nie mbak?" Tanya salah seorang reseller tetap saya.  Sorry to say, akhirnya dengan berat hati saya pamit dari WAG jualan yang saya rintis selama ini.  Satu dua langganan pun di japri dan tak segan saya beri no kontak supplier Batam, karena mereka tetap ingin melanjutkan bisnis meski saya sudah mengemukakan alasan berhenti berjualan. Saya sih tak keberatan memberikan informasi, toh ... hidup adalah pilihan. Rezeki masing-masing juga sudah ada takarannya.  Siapalah diri jika harus mendoktrin para reseller agar mengambil langkah yang sama sesuai keyakinan hati.



Kenangan packing-packing rutinitas harian kala jadi reseller
Perlahan, satu sisi kesenangan memperoleh penghasilan tambahan menghilang. Sempat terselip perasaan, duh! Mau hijrah itu ternyata sulit ya?!  Namun belakangan, saya justru merasa diberi jalan dan keberkahan bertubi-tubi semenjak berhenti jualan dengan sistem ini.  Kekosongan waktu yang biasanya dipakai untuk jari-jari menari merespon pertanyaan customer seputar barang dagangan, berganti dengan kesibukan menulis, dan melukis. Hobi yang sempat terkubur lama.

Jangan tanyakan memangnya hasilnya sama dengan jualan kala itu? Secara angka memang belum kelihatan, namun sisi ketenangan dan kepuasan batinnya, berbeda jauh.


Jadi penasaran gak sie Mak, kenapa saya berhenti dari kancah per-dropshipp-an?


1.  Hukum Dropship dalam Islam = Haram


Sejak mulai belajar mengkaji hukum dropship pada guru-guru, yang insyaAllah ilmunya kredible, ditunjang buku referensi dari ahli fiqih muamalah kenamaan, hampir kesemuanya memegang keyakinan bahwa jual beli sistem ini hukumnya haram.


Watch : Seputar Hukum Dropship dan Akad Salam



Buku rujukan yang dipakai. Sumber gambar : google
Kemaren-kemaren ke mana aja, Mak? Duh malunya. Mungkin ini sinyal perubahan saya menuju ajaran kaffah. Bukankah salah satu tanda kebaikan islam seseorang adalah ketika ia mulai perduli dan menanyakan hukum tentang apa-apa yang diperbuatnya? Nah, anggap saja saya tengah berjalan ke arah sana.  Jual belinya sie gak masalah, namun sistemnya yang meragukan.  Saya pikir sebelumnya reseller dan dropship itu sama saja. Ternyata tidak dalam hal akad dan mekanisme jual belinya.  Kalau boleh memilih, jika punya modal besar saya lebih menghendaki berbisnis dengan stok barang.

Saat di Batam, sistemnya bisa dibilang reseller atau lebih mirip ke jastip sebab barang sempat di tangan meski tidak stok barang di rumah. Pengiriman di handle sendiri saat barang sudah diambil dari supplier.  Sedangkan semenjak stay di Lampung, semua berubah ke sistem dropship. Melulu jual gambar. Ada order, barang langsung dikirim ke alamat tanpa saya tahu keadaan dan kualitasnya. Sepintas sama tapi ternyata hukumnya dalam islam berbeda. Reseller boleh, sedang dropship haram, sebab lebih banyak mengandung spekulasi, rentan penipuan, dan yang paling utama barang tidak pernah dilihat bahkan dipegang oleh penjual itu sendiri.


Sebenarnya kalau mau lebih aman- secara sistem jual belinya - ya stok barang. Masalahnya produk tas batam itu buanyak ... Bahkan gambar tiap hari ganti terus, saya gak mau ambil resiko stok di rumah sementara perputarannya gak bisa diprediksi.  Sementara selera konsumen pun berubah-ubah, dan tentunya stok barang membutuhkan modal yang tidak sedikit.


2.  Waktu pengiriman yang mulai sulit diprediksi


Sejak pindah dan stay di Lampung bea cukai dan peraturan bandara Hang Nadim memberlakukan aturan yang berubah-ubah terhadap perlakuan paket dari Batam ke seluruh nusantara. Akibatnya, pengiriman barang menjadi tersendat dan tak jarang tertahan pada proses pengecekan di bandara hingga berhari-hari.


Sebagai contoh normalnya pengiriman barang Batam-Lampung sebelumnya hanya 3-4 hari menggunakan layanan paket reguler, namun setelah peraturan baru dikenakan bisa berkisar 10-14 hari.  Bagi pedagang ini sih masalah besar! Karena bikin sport jantung.  Sudah keuntungan tak seberapa, dikejar-kejar customer, sementara jual beli gak bisa berjalan dengan cepat.


3.  Tidak ada jaminan resiko kehilangan atau kerusakan


Sejak tak lagi di Batam, proses packing dan pengiriman diserahkan penuh kepada supplier.  Akibatnya, apabila terjadi masalah semisal salah kirim barang, kerusakan ketika sampai ke tangan pembeli, dsb. Hampir bisa dibilang tak ada jaminan masalah diselesaikan dengan mudah.


Jika kasusnya salah kirim barang, maka hampir semua bersedia refund namun ongkir ditanggung pembeli. Nah, ini yang belakangan menjadi polemik. Wong kesalahan ada di supplier kok, ongkir pemulangan ditanggung buyer lagi.  Kalau saya pribadi biasanya mengambil resiko menanggung ongkir, dengan pertimbangan kepuasan pelanggan yang utama. Namun akibatnya, ya keuntungan berkurang bahkan habis.


Terlebih untuk kasus kerusakan, biasanya supplier malah akan lempar batu sembunyi tangan, Menyalahkan tim ekspedisi saat pengiriman. Yang intinya enggan mengganti kerusakan. Kalau sudah begini, siapa yang rugi? pelaku dropshipper, pilihannya cuma dua: menanggung resiko kerugian atau kura-kura dalam perahu alias pura-pura tidak tahu.  Keduanya tentu pilihan yang sulit sebab menyangkut kelangsungan olshop ke depan. Ibarat maju salah, mundur juga salah.


Dulunya saat stay di sana komplain barang masih bisa dinego dengan kekeluargaan sebab saya bisa bulak balik toko dan ketemu owner langsung.  Kalau posisi sekarang, tentu saja sangat tidak memungkinkan 😭😭


Itulah sekelumit pengalaman berbisnis saya dan ketiga alasan besar yang membuat Hafeeraos ditutup.  Semoga ke depan makin diberi kemudahan kelancaran rezeki dari jalan yang lebih baik (menulis misalnya ...Aamiin)


#odop #day30 #estrilookcommunity


No comments:

Powered by Blogger.